PENERBIT IRFANI - Bagaimana Soal Menulis dengan ChatGPT?
Oleh: Ahmad Soleh
Barangkali judul di atas juga menjadi pertanyaan banyak orang, terutama yang terkait langsung dengan dunia tulis-menulis. Ya, ChatGPT merupakan AI yang dikembangkan untuk membantu kita membuat narasi. Dalam satu waktu, ChatGPT juga bisa menjadi teman chatting yang pintar dan bisa kita suguhi ragam pertanyaan berbobot. Jawabannya nyaris mendekati sempurna, meskipun bahasanya masih "sangat robot".
Dalam esai lima paragraf yang ditulis tanpa (bantuan) ChatGPT ini akan coba saya bahas hal penting itu. Pertama, sebagai bentuk kemajuan kecerdasan buatan, ChatGPT tidak bisa kita nafikan kehadirannya. Bagaimanapun, dalam banyak hal, terkait konten tulisan, copywriting, dll, AI ini telah membantu kita untuk bekerja lebih cepat, satset, trengginas.
Kedua, ChatGPT dapat kita manfaatkan sebagai alternatif mencari referensi jawaban atas berbagai pertanyaan sulit yang sebelum ada ChatGPT kita tanyakan ke Mbah Google. Meskipun, saya punya beberapa catatan di akhir esai ini. Ketiga, ChatGPT dapat menjadi pembantu kita dalam proses drafting naskah tulisan. Dengan kata lain, ia membantu kita membuat naskah kasar. Ingat ya, naskah kasar, bukan naskah siap publish.
Maka itulah, dalam dua paragraf terakhir ini akan saya berikan catatan pentingnya. Pertama, tulisan hasil ChatGPT tidak dapat mewakili kreativitas seorang penulis. Artinya, sebagus apa pun tulisan itu, tetaplah merupakan hasil bantuan AI. Kedua, tulisan (informasi) yang dihasilkan oleh ChatGPT tidak bisa kita percaya begitu saja, apalagi diimani sebagai the truth. Sebab, ChatGPT sendiri memiliki keterbatasan data, tetapi bukan tak mungkin perkembangan teknologi memungkinkan AI mengakses data tak terbatas suatu saat nanti.
Ketiga, penggunaan ChatGPT sebenarnya sama seperti penggunaan kalkulator dalam menghitung. Kita bisa menggunakannya untuk mendapatkan suatu hasil, tetapi bagaimanapun kita harus paham rumus dan hitungannya. Artinya, hasil kerja mesin tidak bisa kita sebut sebagai hasil kreatif kita. Kalkulator hanya membantu kita menghitung lebih cepat, bukan membantu kita memecahkan rumus. Begitulah ChatGPT, ia tak bisa kita jadikan second author, karena AI tak memiliki karakter pikiran seperti manusia; kreatif, intuitif, dan imajiner. Sekian.