IRFANIBUKU.COM – Ketika menulis kadang kita merasa bingung dalam menerapkan kaidah kepenulisan, yaitu tentang bagaimana suatu kata ditulis, tanda baca, dan sebagainya. Dalam bahasa Indonesia, ada kaidah penulisan yang mengatur bagaimana setiap kata itu ditulis. Kita sebagai penulis harus mengikuti kaidah penulisan itu, agar sesuai secara gramatika, dan kata yang kita gunakan tidak berubah makna. Sebab, ada beberapa penulisan kata (termasuk partikel) yang penulisannya sama namun memiliki makna yang berbeda.
Nah, dalam tulisan kali ini, kita akan membahas mengenai penulisan “per”. Apakah kamu sudah tahu, penulisan “per” yang tepat itu dipisah atau disambung? Atau malah dua-duanya benar? Ya, jawabannya adalah keduanya sama-sama benar. Kok bisa? Begini penjelasannya: Penulisan “per” bisa dipisah dan bisa juga disambung. Namun, perlu menjadi catatan, “per” yang ditulis terpisah berbeda maknanya dengan “per” yang ditulis terikat (disambung).
Baca Juga: Bagaimana Cara Mudah Menerbitkan Buku Sendiri
Bahkan, direkam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lema (kata) “per” memiliki beberapa makna. Pertama “pèr” dan “per”. Masing-masingnya punya beberapa makna. Banyak juga ya maknanya. Entri ini punya makna antara lain:
1. Pegas
Per bermakna pegas alias benda elastis yang terbuat dari besi berbentuk spiral. Contoh kalimat: Pada mobil, per berfungsi untuk meredam guncangan sehingga dapat melaju dengan stabil di berbagai medan.
2. Bola lampu listrik; bohlam
Per juga ternyata berarti bola lampu listrik. Namun, sepertinya per dalam arti ini jarang dipakai baik dalam percakapan maupun dalam teks wacana.
Bahkan, direkam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lema (kata) “per” memiliki beberapa makna. Pertama “pèr” dan “per”. Masing-masingnya punya beberapa makna. Banyak juga ya maknanya. Entri ini punya makna antara lain:
per (dibaca pèr)
1. Pegas
Per bermakna pegas alias benda elastis yang terbuat dari besi berbentuk spiral. Contoh kalimat: Pada mobil, per berfungsi untuk meredam guncangan sehingga dapat melaju dengan stabil di berbagai medan.
2. Bola lampu listrik; bohlam
Per juga ternyata berarti bola lampu listrik. Namun, sepertinya per dalam arti ini jarang dipakai baik dalam percakapan maupun dalam teks wacana.
Baca Juga: Opini dan Esai, Bagaimana Membedakannya?
3. Prakategorial dari kata “mengeper”
Per yang ketiga berarti “takut” atau “kecut”. Makna ini diambil dari bahasa percakapan masyarakat yang kerap menggunakan istilah “ngeper” atau “mengeper”, yang dalam KBBI berarti menjadi takut, menjadi kecut. Contoh kalimatnya: Maling sepeda motor itu mengeper ketika melihat pemilik rumah membawa senapan.
1. Tiap-tiap
Per juga berarti tiap-tiap. Contoh kalimatnya: Mobil Xpander ini dapat mencapai kecepatan seratus lima puluh kilometer per jam (sering ditulis: 150 km/jam) bila melaju di jalan lurus tanpa hambatan.
2. Demi (satu-satu)
Per juga berarti demi (dalam artian satu-satu). Contoh kalimatnya: Saat bel sekolah berbunyi, satu per satu siswa masuk ke kelas dengan tertib.
3. Prakategorial dari kata “mengeper”
Per yang ketiga berarti “takut” atau “kecut”. Makna ini diambil dari bahasa percakapan masyarakat yang kerap menggunakan istilah “ngeper” atau “mengeper”, yang dalam KBBI berarti menjadi takut, menjadi kecut. Contoh kalimatnya: Maling sepeda motor itu mengeper ketika melihat pemilik rumah membawa senapan.
per (dibaca pêr)
1. Tiap-tiap
Per juga berarti tiap-tiap. Contoh kalimatnya: Mobil Xpander ini dapat mencapai kecepatan seratus lima puluh kilometer per jam (sering ditulis: 150 km/jam) bila melaju di jalan lurus tanpa hambatan.
2. Demi (satu-satu)
Per juga berarti demi (dalam artian satu-satu). Contoh kalimatnya: Saat bel sekolah berbunyi, satu per satu siswa masuk ke kelas dengan tertib.
Baca Juga: Jangan Bingung, Begini Cara Membuat Judul Supaya Tulisanmu Menarik untuk Dibaca!
3. Mulai; sejak
Per juga digunakan untuk menerangkan waktu. Contoh kalimatnya: Peraturan menerapkan PSBB berlaku per 1 April 2021 di seluruh wilayah berstatus zona merah di Indonesia.
4. Bagi (dalam angka pecahan)
Yang ini sepertinya sudah jamak digunakan. Per berarti bagi untuk menerangkan sebuah pecahan. Contohnya: dua perlima (2/5), tiga perempat (3/4), seperempat (1/4), dsb.
5. Dengan (memakai, menggunakan, dan sebagainya)
Per juga ternyata dapat digunakan untuk mengganti kata dengan (memakai, menggunakan). Contoh kalimatnya: Dia menghubungi saudaranya per smartphone siang ini; atau Anda dapat mengirim uang per Gopay ke nomor saya.
3. Mulai; sejak
Per juga digunakan untuk menerangkan waktu. Contoh kalimatnya: Peraturan menerapkan PSBB berlaku per 1 April 2021 di seluruh wilayah berstatus zona merah di Indonesia.
4. Bagi (dalam angka pecahan)
Yang ini sepertinya sudah jamak digunakan. Per berarti bagi untuk menerangkan sebuah pecahan. Contohnya: dua perlima (2/5), tiga perempat (3/4), seperempat (1/4), dsb.
5. Dengan (memakai, menggunakan, dan sebagainya)
Per juga ternyata dapat digunakan untuk mengganti kata dengan (memakai, menggunakan). Contoh kalimatnya: Dia menghubungi saudaranya per smartphone siang ini; atau Anda dapat mengirim uang per Gopay ke nomor saya.
Baca Juga: 3 Tips Menulis dari Andrea Hirata...
***
Nah, penjelasan ringkas dan contoh di atas sebetulnya bisa kamu temukan di KBBI dan PUEBI. Penulis yang baik akan menggunakan kata sesuai dengan ejaan, kaidah, dan tata bahasa yang berlaku. Sebab, menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah akan membantu kita menyampaikan pesan lebih efektif kepada pembaca. Selain itu, tulisan kita pun akan tampak rapi dan enak dibaca.
Maka dari itu, mulai sekarang, jangan salah lagi gunakan “per” yang dipisah ataupun yang disambung. Keduanya punya arti, tinggal bagaimana kita dapat menggunakannya secara proporsional.
***
Nah, penjelasan ringkas dan contoh di atas sebetulnya bisa kamu temukan di KBBI dan PUEBI. Penulis yang baik akan menggunakan kata sesuai dengan ejaan, kaidah, dan tata bahasa yang berlaku. Sebab, menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah akan membantu kita menyampaikan pesan lebih efektif kepada pembaca. Selain itu, tulisan kita pun akan tampak rapi dan enak dibaca.
Maka dari itu, mulai sekarang, jangan salah lagi gunakan “per” yang dipisah ataupun yang disambung. Keduanya punya arti, tinggal bagaimana kita dapat menggunakannya secara proporsional.
Terima kasih atad ilmunya..