NaR9Nax9LWVcLGx7LGB6LGJ4NTcsynIkynwdxn1c
Membaca Lebih Dalam Buku 'Tuhan Berbisik Kepadamu'

Membaca Lebih Dalam Buku 'Tuhan Berbisik Kepadamu'


IRFANIBUKU.COM, Oleh Sarah Assyfa

Sebagai salah satu jenis keterampilan berbahasa, membaca merupakan keterampilan yang tidak diminati, terutama bagi rakyat Indonesia. Terbukti dari data yang menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan kedua dari bawah mengenai minat literasi. Dan hal umum yang sering menjadi jawaban ketika ditanya tentang minat baca adalah karena buku yang terlalu tebal dan pembahasan yang rumit sehingga butuh usaha untuk memahaminya.

Namun sepertinya hal ini bisa dipatahkan dengan membaca buku yang berisikan kumpulan cerita-cerita pendek dengan bahasa yang ringan. Salah satunya adalah buku Tuhan Berbisik Kepadamu karya Ust. Dr. Tohirin, S.H.I, M.Pd.I ini. Buku Tuhan Berbisik Kepadamu yang terbit pada awal tahun 2022 oleh Penerbit Irfani ini memiliki tebal sekitar 89 halaman yang berisikan kumpulan cerita-cerita pendek dengan bahasa yang ringan dan kisah yang diangkat di dalamnya juga mudah dimengerti.

Buku ini selain dapat dinikmati sebagai hiburan, namun juga terselip banyak kata-kata bijak serta muatan pendidikan yang berbeda-beda di setiap kisahnya bagi siapa pun yang mau membacanya lebih dalam. Terdapat 18 cerita pendek dengan masing-masing kisah yang menarik untuk diceritakan dan dipetik pelajaran yang terdapat di dalamnya.

Judul kisah yang pertama adalah Tuhan Berbisik Kepadamu, sebagaimana judul buku tersebut. Kisah ini menceritakan tentang dua orang yang menjalin persahabatan berbeda umur, yaitu si pemuda yang kurang taat beribadah dan si orang tua yang rajin beribadah. Si pemuda kian hari menggerutu karena Tuhan tidak pernah mengabulkan doanya, sampai pada waktu dimana ia bertemu sahabatnya si orang tua sambil berkata jika percuma berdoa karena Tuhan tidak pernah mendengarkan.

Namun si orang tua ini hanya tersenyum dan duduk menjauh dari si pemuda sambil berbicara sesuatu. Si pemuda mendekat sambil berulang kali menanyakan kenapa Tuhan tidak pernah menjawab doanya, dan si orang tua juga berulang kali duduk menjauh sambil berbicara. Hingga ia menjawab bahwa terkadang Tuhan menjawab doa hamba-Nya dengan berbisik, sehingga yang perlu kita lakukan adalah mendekat kepada-Nya.

Ada juga kisah lain yang berjudul Kisah Cangkir Cantik. Kisah yang berisikan tentang sebuah cangkir cantik yang dipuji oleh seorang kolektor suvenir. Cangkir cantik tersebut menawarkan diri untuk menceritakan tentang bagaimana ia bisa menjadi secantik sekarang. Tentang ia yang dulunya hanya seonggok tanah liat tak berharga yang dibentuk, dimasukkan di perapian untuk dibakar, dan dicoret-coret oleh cat dengan bau menjijikkan.

Lalu setelah selesai, ia ditaruh di dalam kardus berisikan cermin yang mengelilinginya, dan ia terkejut karena dirinya secantik ini. Begitulah, demi mendapatkan penghargaan seperti sekarang ia harus dibenturkan oleh kekerasan yang menjadikannya cantik seperti sekarang.

Sementara kisah favorit saya sampai ulasan ini ditulis adalah kisah terakhir yang berjudul Wortel, Telur, atau Kopi? Kisah ini tentang seorang anak yang senantiasa mengeluh saat menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Hingga ia bertanya pada Ayahnya tentang kesulitan hidupnya ini. Ayahnya malah membawanya ke dapur dan merebus wortel, telur, dan kopi. Sang anak kesal karena ia tidak lapar, ia hanya butuh jawaban.

Tapi ternyata Ayahnya memiliki maksud lain. Ia menunjukkan wortel, telur, dan kopi yang sudah sama-sama terkena air mendidih ini. Wortel yang keras setelah direbus menjadi lunak, telur yang cair setelah direbus juga menjadi lunak, dan kopi yang setelah direbus malah berubah aroma, memberi rasa, dan dapat dinikmati. Baru sang anak mengerti, hingga ia memutuskan untuk menjadi kopi semasa hidupnya. Agar ia tidak pernah lagi menyerah dalam kondisi apapun.

Bagi saya, buku Tuhan Berbisik Kepadamu ini benar-benar ajaib. Dibanding menyajikan kisah-kisah yang berat dan rumit, penulis lebih memilih menyajikan kisah-kisah yang ringan dan mudah ditemui di kehidupan sekitar kita. Selain itu, diksi yang digunakan tidak membingungkan sehingga sudah jelas jika pembaca tidak merasa bosan dan malah ketagihan setiap selesai membaca satu kisah. Rasanya selalu ingin lanjut dan lanjut sampai ujung buku. Selalu ingin tahu kisah apa yang akan diceritakan selanjutnya.

Namun meski kisah-kisah yang diangkat adalah kisah yang dekat dengan kehidupan sekitar, ada beberapa kisah yang menurut saya pembawaannya kurang meskipun nilai yang terdapat di dalamnya tetap bisa diambil. Contohnya adalah kisah berjudul Menancapkan Paku Kemarahan. Tentang seorang anak pemarah yang setiap hari disuruh menancapkan paku oleh Ayahnya untuk menekan kemarahannya dan mencabutnya kembali hanya untuk melihat lubang yang tidak bisa dipulihkan.

Juga kisah yang berjudul Berdebat dengan Tokoh Atheis. Saya tidak dapat menikmati kisah ini dengan baik karena setiap dialog yang ada tidak dituliskan pihak siapa yang berbicara. Hingga pada akhirnya saya memilih langsung menuju akhir cerita karena gagal menikmati ceritanya meski dua paragraf terakhir kisah tersebut akhirnya memberikan saya nilai yang diangkat dari kisah tersebut.

Meskipun demikian, hal ini sama sekali tidak memengaruhi penilaian saya atas esensi buku ini. Dengan setiap nilai yang berbeda pada kisah yang berbeda pula, adanya kutipan-kutipan motivasi dari berbagai tokoh dunia, juga bahasa yang ringan dan mudah dimengerti, buku ini menjadi pilihan paling pas untuk mengubah persepsi seseorang atas kegiatan membaca yang membosankan.

Penulis berhasil membawa setiap kisah dalam buku ini dengan baik.

Komentar

Formulir Pemesanan via Whatsapp